وقوع المرء في
شيء من المكفرات لا يلزم منه كفره
Terjatuhnya Seseorang
ke dalam Suatu Perkara Kekafiran tidak Mengharuskan Kekufuran Orang Tersebut
وذلك أن تكفير
المعيَّن مشروط بإقامة الحجة .
Hal tersebut karena, untuk
mengafirkan individu tertentu, dipersyaratkan adanya Iqaamatul Hujjah yaitu
penegakan dasar argumentasi terhadapnya.
قال ابن
تيمية رحمه
الله
: « وليس لأحد أن يكفر أحداً من المسلمين وإن أخطأ وغلط ؛ حتى تقام عليه الحجة
وتُبيَّن له المحجة. ومن ثبت إسلامه بيقين لم يَزُل ذلك عنه بالشك
، بل لا يزول إلا بعد إقامة الحجة وإزالة الشبهة » ( الفتاوى 12/466 ) .
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah – rahimahullah –
mengatakan: “Tiada seorang pun yang berhak mengkafirkan seorang muslim,
meskipun (muslim tersebut) melakukan kesalahan dan kekeliruan, kecuali setelah
hujjah ditegakkan dan kejelasan hukum telah diterangkan kepadanya. Barangsiapa
yang keislamannya telah ditetapkan secara pasti, keislamannya tidak bisa
digugurkan berdasarkan (perkara) yang meragukan. Bahkan, keislamannya tidak
bisa dihilangkan, kecuali setelah hujjah ditegakkan dan kesamaran hukum
(syubhat) dihilangkan” (Al Fatawa 12/466)
* أقول : وإقامة الحجة
تعني التأكد من توفر شروط تكفير المعيَّن في ذلك المرء ؛ كالعلم المنافي
للجهل ، والقصد المنافي للخطإ ، والاختيار المنافي للإكراه ، وعدم
التأويل السائغ المنافي لوجود التأويل السائغ .
Saya berkata, “Penegakan hujjah yang dimaksud adalah
memastikan terpenuhinya syarat-syarat pengafiran terhadap individu tertentu,
seperti ilmu yang meniadakan faktor kejahilan, kesengajaan yang meniadakan
faktor kesalahan (yang tidak disengaja), kemauan sendiri yang meniadakan faktor
pemaksaan, dan tidak adanya ta’wil (interpretasi yang keliru) yang meniadakan
adanya ta’wil”
*
وعليه :
فما قرره أهل العلم مِن الكفر الأكبر ؛ فلا يلزم منه كفر كل من وقع فيه ،إذ لا بد
من إقامة الحجة قبل الحكم بالكفر
Dengan demikian: Penjelasan tentang kufur akbar yang para
ulama telah tetapkan tidak serta merta mengindikasikan kekafiran semua orang
yang melakukannya. (Hal ini) karena adanya keharusan untuk menegakkan hujjah
kepada pelakunya.
Sumber:
الحكم بغير ما أنزل
الله
Penulis: Abu Abdirrahman Bundaar bin Naayif al ‘Utaiby
Judul Berbahasa Indonesia: Berhukum Dengan Selain Hukum
Allah.
No comments:
New comments are not allowed.