Menyoal hipotesa "Dulu berapa sekarang berapa" sebagai indikator pertolongan dan kebenaran.
_______________________________________________________
Menarik menyimak satu hadist dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma di dalam riwahat shahih Bukhari dan Muslim berikut ini:
عرضت علي الأمم، فرأيت النبي معه الرهط، والنبي معه الرجل والرجلان، والنبي وليس معه أحد، إذ رفع لي سواد عظيم، فظننت أنهم أمتي، فقيل لي : هذا موسى وقومه، فنظرت فإذا سواد عظيم، فقيل لي : هذه أمتك، ومعهم سبعون ألفا يدخلون الجنة بغير حساب ولا عذاب،
“Telah diperlihatkan kepadaku beberapa umat, lalu aku melihat seorang Nabi, bersamanya sekelompok orang, dan seorang Nabi, bersamanya satu dan dua orang saja, dan Nabi yang lain lagi tanpa ada seorangpun yang menyertainya, tiba tiba diperlihatkan kepadaku sekelompok orang yang banyak jumlahnya, aku mengira bahwa mereka itu umatku, tetapi dikatakan kepadaku : bahwa mereka itu adalah Musa dan kaumnya, tiba tiba aku melihat lagi sekelompok orang yang lain yang jumlahnya sangat besar, maka dikatakan kepadaku : mereka itu adalah umatmu, dan bersama mereka ada 70.000 (tujuh puluh ribu) orang yang masuk sorga tanpa hisab dan tanpa disiksa lebih dahulu........” (HR. Bukhori & Muslim)
Perhatikan sabda nabi tentang nabi-nabi yang hanya diikuti oleh sekelompok orang, satu atau dua orang, dan bahkan seorang nabi yang tidak diikuti oleh seorang pun...
Jika, dasar kebenaran dalam menilai sesuatu terkait dengan ajaran agama ini adalah dengan berapa banyak manusia yang mengikutinya, maka dapat kita katakan bahwa nabi yang sedikit pengikutnya tersebut bukanlah pembawa kebenaran.
Allah berfirman dalam QS. al An'am : 116
وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللّهِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُونَ
"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)"
Saya tidak mengatakan bahwa setiap kelompok yang mengaku paling banyak pengikutnya adalah salah, saya hanya ingin orang-orang yang seakan-akan menjadikan jumlah sebagai satu-satunya indikator pertolongan, kebenaran, kemenangan, dll melihat sisi lain dari anggapan argumentasinya itu.
Dan apakah orang yang mengaku paling quran hadist sejagat raya itu telah melupakan ayat dan hadist di atas lalu mengatakan "Dulu berapa, sekarang berapa" sebagai cara membuktikan kebenaran dan pertolongan Allah atas kelompoknya?? Kalaulah benar mereka yang paling Quran - Hadist, lalu mengapa tidak pakai ukuran-ukuran Quran dan Hadist??
Mengukur kebenaran suatu ajaran agama tentu tidak sama dengan indikator-indokator pengukur kemenangan dan kesuksesan sebuah partai politik, kecuali kalau ajaran agama itu memang dalam bentuk hizbiyyah
Allahulmusta'aan
No comments:
New comments are not allowed.