Perintah untuk Bersabar, Larangan dari Meninggalkan Ketaatan kepada Penguasa
Salah satu doktrin yang paling kental ditemui dari para pengikut Islam Jama'ah adalah anggapan bahwa al Qur'an dan al Hadist hanya dipelajari di kalangan mereka saja dengan standard yang sah, yang mereka sebut manqul. Doktrin ini kerap kali menjadi penghalang yang utama dari mengetahui perkembangan ilmu agama ini, mereka cenderung menutup mata dan telinga dari kenyataan bahwa telah pula dipelajari ilmu syari'at ini di luar kalangan mereka.
Pada kesempatan ini akan kami bawakan sedikit cuplikan nuqilan dari kitab as-Sunnatu Fii Maa Yata'allaq bi Waliyyil Ummah karya Syaikh Ahmad Umar Bazemul dengan pembahasan yang tertuju pada perkara kepemimpinan / keamiran seperti yang telah kami cantumkan pada judul tulisan ini. Yang kami maksudkan dari tulisan ini adalah untuk menghadirkan sanggahan bagi sebagian orang yang menganggap bahwa pemerintah negeri ini bukanlah penguasa yang sah karena tidak mengerti persoalan agama sama sekali, tidak memerintah berdasarkan pertimbangan-pertimbangan agama, bahkan mereka nilai bahwa penguasa negeri ini kerap berlaku dzalim terhadap rakyatnya.
Lagi-lagi ini adalah buah dari doktrin yang telah tertanam di dalam benak mereka bahwa yang mengerti persoalan agama hanyalah golongan mereka saja, dan oleh karena persoalan kepemimpinan menurut mereka adalah persoalan agama semata maka persoalan kepemimpinan / keimaman tersebut tidaklah patut diserahkan kepada siapapun kecuali kepada yang telah mengerti dan memahami agama sebagaimana yang telah mereka tentukan standarnya.
Padahal persoalan kepemimpinan ini tidaklah seperti anggapan mereka, dikotomi yang mereka buat terkait pemisahan urusan dunia dan akhirat merupakan anggapan yang keliru, hal ini cukup dibuktikan dengan fakta kepemimpinan rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan khulafaur rasyidin yang memimpin negara dalam segala urusan (dunia dan akhirat). Jika anggapan mereka bahwa kepemimpinan negara dan agama adalah terpisah, maka sudah sepatutnya-lah rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para khalifah rasyidin al mahdiyyiin radhiyallahu anhum menunjuk orang yang mereka kehendaki sebagai pemimpin dalam urusan dunia di masa mereka.
Berikut nuqilan yang kami maksudkan:
الأمر بالصبر و النهي عن نزع يد من طاعة : كما أمر رسول الله صلي الله عليه وسلم بالصبر و نهى عن نزع يد من طاعة و لو رأى الحاكم على معصية كما أخرج مسلم في الصحيح عن عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ الْأَشْجَعِيَّ قال: قال رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :" مَنْ وَلِيَ عَلَيْهِ وَالٍ فَرَآهُ يَأْتِي شَيْئًا مِنْ مَعْصِيَةِ اللَّهِ فَلْيَكْرَهْ مَا يَأْتِي مِنْ مَعْصِيَةِ اللَّهِ وَلَا يَنْزِعَنَّ يَدًا مِنْ طَاعَةٍ "
Perintah untuk Bersadar, Larangan dari Meninggalkan Ketaatan kepada Penguasa: Sebagaimana Nabi Shallallahu'alaihi wasallam memerintahkan untuk bersabar dan melarang dari melepaskan ketaatan (dalam perkara ma’ruf), walaupun dia melihat penguasa tersebut melakukan kemaksiatan, sebagaimana yang dikeluarkan Imam Muslim dalam shahihnya dari ‘Auf bin Malik berkata: telah bersabda Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam: Barangsiapa yang memimpinnya, lalu dia melihat dia melakukan kemaksiatan kepada Allah, maka hendaklah dia membenci apa yang dia kerjakan dari maksiat kepada Allah dan jangan dia melepaskan diri dari ketaatan kepadanya (dalam hal yang ma’ruf)
و أخرج مسلم في الصحيح عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:" مَنْ كَرِهَ مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا فَلْيَصْبِرْ عَلَيْهِ فَإِنَّهُ لَيْسَ أَحَدٌ مِنَ النَّاسِ خَرَجَ مِنَ السُّلْطَانِ شِبْرًا فَمَاتَ عَلَيْهِ إِلَّا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً"
Dan dikeluarkan Imam Muslim dalam shahihnya dari Ibnu Abbas Radhiallahu'anhu dari Nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang melihat dari pemimpinnya sesuatu yang dibencinya, maka hendaklah dia bersabar, karena tidaklah seseorang keluar dari penguasa walapun sejengkal, melainkan dia mati seperti matinya kaum jahiliyyah.”
و أخرج البخاري في تاريخه عن وائل أنه قال للنبي رسول الله صلي الله عليه وسلم :" إن كان علينا أمراء يعملون بغير طاعة ؟ فقال رسول الله صلي الله عليه وسلم : " عليهم ما حملوا و عليكم ما حملتم".
Dan Imam Al Bukhari mengeluarkan dalam tarikh-nya dari Wa’il bahwa dia bertanya kepada Nabi Shallallahu'alaihi wasallam : bagaimana jika kami memiliki pemimpin yang tidak mengamalkan ketaatan? Beliau Shallallahu'alaihi wasallam menjawab: “Mereka bertanggungjawab atas apa yang mereka pikul dan kalian pun bertanggung jawab atas apa yang kalian pikul”
و أخرج مسلم في الصحيح عن حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ قَالَ رسول الله صلي الله عليه وسلم :" يَكُونُ بَعْدِي أَئِمَّةٌ لَا يَهْتَدُونَ بِهُدَايَ وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِي جُثْمَانِ إِنْسٍ قَالَ قُلْتُ كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ قَالَ تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلْأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ".
Dan Imam Muslim mengeluarkan dalam shahihnya dari Hudzaifah bin Yaman Radhiallahu'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: Akan muncul setelahku para pemimpin yang tidak mengambil petunjuk dari petunjukku dan tidak mengikuti sunnahku,dan akan tegak diantara mereka orang- orang yang hatinya adalah hati syetan dalam jasad manusia.”Aku bertanya, “apa yang akan aku lakukan wahai Rasulullah jika aku menemukan yang demikian.” Beliau menjawab: ”engkau mendengar dan taat kepada pemimpin walaupun dia memukul punggungmu dan mengambil hartamu, maka dengar dan taatlah"l
فتأملوا هذا الحديث العظيم الذي يغفل عنه كثير من الناس : الرسول صلي الله عليه وسلم أمر بطاعة الأمير و إن ظلم الأمير بأخذ المال و جلد الظهر فما بال بعض الناس لا يصبرون و لا يطيعون و هم لم يبلغوا معشار هذه الحالة بحمد الله تعالى بل و الله إنهم لفي نعمة كبيرة و منة عظيمة
Maka perhatikanlah hadits yang agung ini yang kebanyakan manusia lari darinya, yang Rasul Shallallahu'alaihi wasallam memerintahkan untuk taat kepada pemimpin walaupun pemimpin itu mendzaliminya dengan merampas harta dan memukul punggung. Maka bagaimana keadaan manusia yang tidak punya kesabaran dan ketaatan, padahal mereka (pemimpin) belum sampai kepada kondisi demikian ini –Walhamdulillah- bahkan demi Allah mereka dalam keadaan mendapatkan nikmat yang besar dan anugerah yang luar biasa.
Semoga Allah memberikan anugerah kepada siapapun yang ingin berdiri tegak di atas sunnah, mentaati pemerintah / penguasa negerinya bil ma'ruf, dan tidak menetapkan aturan-aturan baru yang tidak ada asal usulnya dari al Qur'an dan Sunnah.
Allahulmusta'aan...
No comments:
New comments are not allowed.