Friday, July 29, 2011

TIDAK MENTAATI PEMERINTAH (?)

Kesalahan Anggapan Yang Mengatakan: Tidak Boleh Mendengar & Taat Kepada Pemerintah
_______________________________________

خطأ من يقول : إنه لا سمع و لاطاعة للحكام :
من الناس من يقول : إنه لا سمع و لا طاعة لهؤلاء الحكام بحجة أن الأحاديث الواردة في السمع و الطاعة إنما هي في الإمامة العامة العظمى لا الخاصة و لا شك أن هذا قول باطل مخالف لإجماع أهل العلم
قال شيخ الإسلام محمد بن عبدالوهاب : " الأئمة مجمعون من كل مذهب على أن من تغلب على بلد له حكم الإمام في جميع الأشياء و لولا هذا ما استقامت الدنيا لأن الناس من زمن طويل قبل الإمام أحمد إلى يومنا هذا ما اجتمعوا على إمام واحد و لا يعرفون أحداً من العلماء ذكر أن شيئاً من الأحكام لا يصح إلا بالإمام الأعظم -- الدرر السنية (7/239) و معاملة الحكام 24
و قال الإمام الشوكاني :" معلوم أنه قد صار في كل قطر الولاية إلى سلطان و في القطر الآخر كذلك فلا بأس بتعدد السلاطين و يجب الطاعة لكل واحد منهم بعد البيعة له على أهل القطر الذي ينفذ فيه أوامره و نواهيه و كذلك صاحب القطر الآخر . و من أنكر هذا فهو مباهت لا يستحق أن يخاطب بالحجة لأنه لا يعقلها -- السيل الجرار (4/512) مختصراً
- السنة في ما يتعلق بولي الأمـة , بقلم أحمد عمر بازمول , المدرس بمعهد الحرم المكي الشريف -
________________________________________
Diantara manusia ada yang mengatakan: tidak boleh mendengar dan taat kepada pemerintah dengan alasan bahwa hadits-hadits yang disebutkan tentang mendengar dan taat hanyalah pada imam yang menyeluruh (khalifah) bukan yang khusus, dan ini sudah tentu perkataan yang batil yang menyelisishi ijma’ para ahli ilmu

Berkata syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab -rahimahullah- : ”Para imam dari setiap madzhab sepakat bahwa barangsiapa yang MENGUASAI sebuah negeri, maka dia hukumnya sama dengan hukum imam dalam setiap keadaan, kalau bukan karena hal ini maka urusan dunia tidak akan tegak, sebab manusia semenjak zaman yang berkepanjangan, dari sebelum zaman Imam Ahmad -rahimahullah- hingga zaman kita sekarang ini, mereka tidak sepakat di atas satu imam, namun mereka tidak mengetahui seorangpun dari ulama yang mengatakan bahwa tidak sah hukum apa pun yang diterapkan kecuali bila ada imam yang menyeluruh (imam al A'dzam).” (Ad-Duror as-Saniyyah:7/239, dan Mu’amalatul Hukkam: 24)

Berkata Imam Asy-Syaukani: ”Merupakan hal yang dimaklumi bahwa pada setiap wilayah mempunyai PENGUASA tersendiri, demikian pula diwilayah lainnya, dan tidaklah mengapa bila terdapat beberapa penguasa (di beberapa wilayah), dan wajib mentaati setiap dari mereka setelah dibaiat (disepakati untuk didengarkan dan ditaati) oleh penduduk negeri tersebut yang akan menjalankan perintah dan larangannya, demikian pula penduduk di negeri yang lain. Barangsiapa yang mengingkari ini maka dia telah mendustakan nash, dan tidak sepantasnya diajak berdialog tentang hujjah sebab dia tidak memahaminya.” (As-Sail al-Jarror:4/512. secara ringkas)

Maka dengan kekuasaan atas apakah yang diklaim telah dimiliki oleh imam-imam golongan ini sehingga mereka menempatkan dirinya pada keadaan yang harus didengar dan ditaati??

Allahulmusta'aan

No comments: